Dari Mulai Eutanasia Sampai Bendera, Menilik Referendum Selandia Baru
Eutanasia (pilihan untuk mengakhiri hidup) pernah menjadi salah satu topik referendum hukum di Selandia Baru
PEMBENTUKAN HUKUM
Alden D.S.
4/23/20252 min read
Selandia Baru (NZ/New Zealand) dikenal sebagai negara demokratis yang mengintegrasikan mekanisme referendum sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan politik. Referendum di NZ berfungsi sebagai alat partisipasi publik, meskipun tidak selalu bersifat mengikat (binding). Artikel ini akan membahas sistem referendum di NZ, contoh kasus penting, serta perbandingannya dengan sistem referendum di Swiss.
Sistem Referendum di Selandia Baru
Referendum di NZ terbagi menjadi dua jenis:
Referendum Pemerintah (Government-Initiated): Dilakukan atas inisiatif Parlemen atau pemerintah untuk memutuskan isu strategis. Hasilnya bisa mengikat jika ditetapkan dalam undang-undang pendukung.
Referendum Rakyat (Citizens-Initiated): Diinisiasi oleh masyarakat dengan mengumpulkan tanda tangan 10% pemilih terdaftar. Hasilnya bersifat non-binding (rekomendasi), sehingga pemerintah tidak wajib menindaklanjuti.
Ciri Khusus:
Non-Binding: Mayoritas referendum rakyat bersifat advisori, kecuali pemerintah secara eksplisit menyatakan akan menghormati hasilnya.
Batasan Topik: Referendum rakyat tidak boleh membahas anggaran, pajak, atau isu yang dianggap di luar kewenangan Parlemen.
Pelaksanaan: Biasanya digelar bersamaan dengan pemilu untuk efisiensi biaya.
Contoh Referendum di Selandia Baru
Referendum Sistem Pemilu (1993):
Mengubah sistem pemilu dari First Past the Post (FPTP) ke Mixed Member Proportional (MMP).
Hasil: 53.9% mendukung MMP. Referendum ini mengikat karena pemerintah berjanji menghormati hasilnya.
Referendum Bendera (2015–2016):
Memilih desain bendera baru untuk menggantikan bendera lama yang mirip dengan Australia.
Hasil: 56.6% mempertahankan bendera lama. Meski non-binding, pemerintah menghentikan proses perubahan.
Referendum End of Life Choice Act dan Ganja (2020):
End of Life Choice Act (eutanasia): 65.1% menyetujui, dan hasilnya mengikat karena undang-undang mensyaratkan referendum konfirmasi.
Legalisasi ganja rekreasi: 50.7% menolak. Hasilnya non-binding, dan pemerintah tidak melanjutkan proposal.
Referendum Penjualan Aset Negara (2013):
Diinisiasi masyarakat untuk menentang privatisasi perusahaan negara.
Hasil: 67.3% menolak, tetapi pemerintah tetap melanjutkan kebijakan tersebut.
Perbandingan dengan Sistem Referendum Swiss
Swiss sering disebut sebagai "negara referendum" karena frekuensi dan pengaruhnya yang besar. Berikut perbandingannya dengan NZ:
Kekuatan Hukum
Selandia Baru: Umumnya non-binding (kecuali ditetapkan lain).
Swiss: Selalu binding.
Inisiatif Rakyat
Selandia Baru: Hanya mengajukan pertanyaan, tidak merancang UU.
Swiss: Bisa mengusulkan amendemen konstitusi atau UU.
Frekuensi
Selandia Baru: Jarang (setiap 5-10 tahun).
Swiss: Rutin (3-4 kali setahun).
Persyaratan Inisiatif
Selandia Baru: 10% tanda tangan pemilih terdaftar.
Swiss: 50.000 tanda tangan untuk referendum, 100.000 untuk inisiatif konstitusi.
Topik
Selandia Baru: Terbatas (tidak termasuk pajak/anggaran).
Swiss: Luas, termasuk isu internasional dan hukum.
Poin Kunci Perbedaan:
Keterikatan Hasil: Di Swiss, hasil referendum wajib dilaksanakan, sementara di NZ tergantung jenis referendum.
Peran Masyarakat: Warga Swiss bisa secara langsung mengusulkan amendemen konstitusi, sedangkan warga NZ hanya bisa memberi masukan kepada pemerintah.
Kompleksitas: Referendum di Swiss sering memerlukan "double majority" (dukungan mayoritas rakyat dan kanton), sementara NZ hanya mengandalkan suara populer.
Selandia Baru menggunakan referendum sebagai alat demokrasi partisipatif, meskipun dengan pengaruh terbatas dibandingkan Swiss. Mayoritas referendum di NZ bersifat advisori, kecuali pemerintah secara hukum mengikatkannya. Sementara itu, Swiss menjadikan referendum sebagai inti sistem politiknya dengan hasil yang mengikat dan partisipasi warga yang lebih aktif. Perbedaan ini mencerminkan variasi model demokrasi langsung di kedua negara, di mana NZ lebih berhati-hati dalam pemberdayaan referendum, sementara Swiss mengintegrasikannya secara mendalam.
(Tulisan sample, ditulis dengan/oleh deepseek)